Kita tak ingin pernah tahu makna sebuah kesempurnaan itu. Namun pada saat kita telah menjalani dan menerima suatu kekurangan dan mampu berdiri, cukup lah itu.
Bukankah itu sebuah pencapaian yang penting? mampu tegak tatkala kekurangan dan ketiadaan itu ada pada kita.
Tak pernah mempermasalahkan suatu kekurangan, sehingga tak pernah menyulut suatu perselilisihan.
kebahagiaan ternyata menjadi tak terganggu tatkala "ketidaksempurnaan" itu dimaknai sebagai sebuah takdir yang akan menjelma menjadi sebuah "kesempurnaan" lain sesuai dengan yang dikehendaki oleh Sang Maha Mengatur dan Sang Maha Mengetahui.
Cukuplah itu bagi kita untuk mengurai hari demi hari agar selalu nampak indah dalam bungkus ridho dan ikhlas.
Dunia adalah hanya satu bagian dalam sejarah kehidupan kita, bukankah itu sudah kita isi dengan doa-doa dan ikhtiar?? Bukankah kehidupan yang kekal di alam nanti yang menjadi pelabuhan akhir dari hidup kita???
Semoga kita senantiasa selalu bersama, di dunia juga di akhirat. Dan berharap Tuhan akan menyediakan tempat buat kita dalam wujud Jannah atas imbalan kita melakoni segala sesuatunya penuh dengan keikhlasan dan istiqomah, atas segala keterbatasan kita sebagai hambaNYA yang lemah dan tiada daya.
DARI YANG SEDERHANA
Hasil pikir dari sebuah kesederhanaan untuk menjadi yang lebih baik
Kamis, 10 September 2015
Senin, 15 Desember 2014
RUMAH UNTUK BERBAGI
Sudah mendekati sepuluh tahun kami menempati rumah tinggal kami yang sekarang. Posisi pinggir desa membuat suasana cenderung sepi, jauh dari hingar bingar. Ini adalah lingkungan masa kecilku, tempat aku dilahirkan dan sampai sekarang aku berkeluarga. Banyak kenangan yang senantiasa tak sulit untuk dikenang kembali, termasuk kenangan masa kecilku dulu.
Waktu berlalu. Saat memutuskan harus membangun tempat
tinggal di tempat yang sekarang, terbersit rasa bangga. Aku masih mengingat
jelas, tatkala almarhuma masih hidup, tempat ini adalah tempat favorit
keluarga, karena banyak tanaman rambutan yang ditanam disini. Sehingga dulu
dikenal dengan kebun rambutan. Dan suatu kali almarhumah ibu mengatakan, nanti
aku akan membangun rumah di kebun rambutan ini. Dulu hal itu hanya sebatas perkataan atau kalimat yang tidak
terlalu berarti bagiku. Aku belum sampai pada ke pemikiran tentang keluarga, rumah,
dan sebagainya. Namun itu ternyata lekat diingatanku.
Ibu kini sudah tiada. Jangankan untuk melihatku membangun
rumah dengan jerih payah aku dan istriku kumpulkan. Melihat siapa pendamping
hidup pilihanku saja beliau tak sempat. Janji Tuhan sudah sampai tatkala aku
hanya mampu untuk bekerja di tempat kursus computer, tentunya dengan pendapatan
yang seadanya. Namun aku bersyukur, dari sinilah semuanya bermulai, sampai aku
memiliki apa yang aku punya sekarang.
Namun, aku akan selalu mengingat itu. Dari kebun rambutan
dengan pohon demi pohon yang masing-masing memiliki arti bagi kami. Dan itu
harus ada yang ditebang satu demi satu untuk mendirikan sebuah rumah sederhana.
Namun bukan berarti kenangan bersama ibu tercinta harus ikut hilang. Kami akan
tetap mengenang itu.Dan tempat tinggal itupun sudah berdiri sekarang.
Sebuah rumah sederhana kami dirikan tentunya dengan keringat
dan air mata. Kami sudah mendapatkan apa
yang disebut dengan baiti jannati… kami akan merasa berada di surga ketika
sudah sampai di rumah. Rumah yang kami sayangi. Rumah tempat berbagi cerita suka
dan duka. Rumah tempat merangkai harapan dan mimpi. Rumah yang akan menjadi
tempat kami menghabiskan masa tua kami.
Doapun dirangkai pada saat selamatan menunggu rumah ini. Kamiberharap
rumah ini akan membawa kebajikan bagi
kami, dan jika bisa akan membawa kabaikan bagi orang lain juga. Akhirnya ada
pemikiran yang tidak ada dalam pikiran kami, teman-teman di kampung tempat kami tinggal ini menghendaki agar rumah kami menjadi
semacam tempat bertemu teman-teman untuk menimba ilmu agama. Suatu rencana
besar dan sangat diluar pikiranku
Akhirnya dnegan kesepapakatan bersama, kami menjadi rumah ini sebagai
tempat belajar mengaji. Kelompok Pengajian Al-Kautsar akhirnya berdiri, dan
rumah ini adalah saksi hari demi hari, minggu, bulan dan akhirnya sampai ke
tahun dimana kelompok sederhana ini belajar mengaji dengan segala
kekurangannya. Aku sangat mensyukuri ini.
Kini setiap malam selasa kami akan berkumpul. Mengaji bertadarus.
Berharap apa-apa yang dilakukan akan membawa kebajikan bagi diri sendiri,
keluarga dan orang lain. Waktu berlalu, tahun ke empat pun dijejaki, semoga
pengajian ini akan terus ada, semoga semangat itu akan terus ada, semoga
harapan mulia itu akan menjadi kenyataan.
Alhamdulillah dalam lingkup kecil rumah kami juga sudah dapat dinikmati dan dapat
berarti bagi orang lain. Tentunya dengan segala kekurangannya….
Jumat, 12 Desember 2014
BERSYUKUR
Untuk bercermin bisa dimana-mana.
Demikian juga cermin kehidupan itu ada dimana-mana.
Kita semestinya melihat sesuatu sampai jauh ke dalam, Insha Allah akan dapat ditemui pelajaran-pelajaran... dimana tak akan pernah nampak kalau kita hanya melihatnya dari "kulitnya" saja.
Tatkala kekurangan secara materi -bagi sebagian orang- menjadi sebuah permasalahan sehingga mengaburkan makna hidup yang hakiki.
Seorang sahabat telah memberikan pelajaran mulia itu. Ternyata hidup itu dibuatnya dengan sederhana dan sangat bersahaja.
Semangat hidup yang sungguh luar biasa.
Membuat sebuah perjuangan penuh dengan senyum dan sukacita.
Sehingga tak ada praduga dan buruk sangka kepada sang pencipta.
Sahabat terima kasih untuk pelajaran hidup itu.
Tanpa kau sadari aku telah belajar banyak darimu
Pelajaran hidup, yang kuyakin tak mudah kutemui.
Ya Allah, lindungilah sahabatku ini beserta keluarga kecilnya...
Untuk bercermin bisa dimana-mana.
Demikian juga cermin kehidupan itu ada dimana-mana.
Kita semestinya melihat sesuatu sampai jauh ke dalam, Insha Allah akan dapat ditemui pelajaran-pelajaran... dimana tak akan pernah nampak kalau kita hanya melihatnya dari "kulitnya" saja.
Tatkala kekurangan secara materi -bagi sebagian orang- menjadi sebuah permasalahan sehingga mengaburkan makna hidup yang hakiki.
Seorang sahabat telah memberikan pelajaran mulia itu. Ternyata hidup itu dibuatnya dengan sederhana dan sangat bersahaja.
Semangat hidup yang sungguh luar biasa.
Membuat sebuah perjuangan penuh dengan senyum dan sukacita.
Sehingga tak ada praduga dan buruk sangka kepada sang pencipta.
Sahabat terima kasih untuk pelajaran hidup itu.
Tanpa kau sadari aku telah belajar banyak darimu
Pelajaran hidup, yang kuyakin tak mudah kutemui.
Ya Allah, lindungilah sahabatku ini beserta keluarga kecilnya...
Rabu, 25 Juni 2014
Langganan:
Postingan (Atom)