Kamis, 10 September 2015

CINTA ADALAH KEIKHLASAN

Kita tak ingin pernah tahu makna sebuah kesempurnaan itu. Namun pada saat kita telah menjalani  dan menerima suatu kekurangan dan mampu berdiri, cukup lah itu.
Bukankah itu sebuah pencapaian yang penting? mampu tegak tatkala kekurangan dan ketiadaan itu ada pada kita.

Tak pernah mempermasalahkan suatu kekurangan, sehingga tak pernah menyulut suatu perselilisihan.

kebahagiaan ternyata menjadi tak terganggu tatkala "ketidaksempurnaan" itu dimaknai sebagai sebuah takdir yang akan menjelma menjadi sebuah "kesempurnaan" lain sesuai dengan yang dikehendaki oleh Sang Maha Mengatur dan Sang Maha Mengetahui.
Cukuplah itu bagi kita untuk mengurai hari demi hari agar selalu nampak indah dalam bungkus ridho dan ikhlas.

Dunia adalah hanya satu bagian dalam sejarah kehidupan kita, bukankah itu sudah kita isi dengan doa-doa dan ikhtiar?? Bukankah kehidupan yang kekal di alam nanti yang menjadi pelabuhan akhir dari hidup kita???

Semoga kita senantiasa selalu bersama, di dunia juga di akhirat. Dan berharap Tuhan akan menyediakan tempat buat kita dalam wujud Jannah atas imbalan kita melakoni segala sesuatunya penuh dengan keikhlasan dan istiqomah, atas segala keterbatasan kita sebagai hambaNYA yang lemah dan tiada daya.




Senin, 15 Desember 2014

RUMAH UNTUK BERBAGI



Sudah mendekati sepuluh tahun kami menempati rumah tinggal kami yang sekarang. Posisi pinggir desa membuat suasana cenderung sepi, jauh dari hingar bingar.  Ini adalah lingkungan masa kecilku, tempat aku dilahirkan dan sampai sekarang aku berkeluarga. Banyak kenangan yang senantiasa tak sulit untuk dikenang kembali, termasuk kenangan masa kecilku dulu.

Waktu berlalu. Saat memutuskan harus membangun tempat tinggal di tempat yang sekarang, terbersit rasa bangga. Aku masih mengingat jelas, tatkala almarhuma masih hidup, tempat ini adalah tempat favorit keluarga, karena banyak tanaman rambutan yang ditanam disini. Sehingga dulu dikenal dengan kebun rambutan. Dan suatu kali almarhumah ibu mengatakan, nanti aku akan membangun rumah di kebun rambutan ini. Dulu hal itu hanya sebatas perkataan atau kalimat yang tidak terlalu berarti bagiku. Aku belum sampai pada ke pemikiran tentang keluarga, rumah, dan sebagainya. Namun itu ternyata lekat diingatanku.

Ibu kini sudah tiada. Jangankan untuk melihatku membangun rumah dengan jerih payah aku dan istriku kumpulkan. Melihat siapa pendamping hidup pilihanku saja beliau tak sempat. Janji Tuhan sudah sampai tatkala aku hanya mampu untuk bekerja di tempat kursus computer, tentunya dengan pendapatan yang seadanya. Namun aku bersyukur, dari sinilah semuanya bermulai, sampai aku memiliki apa yang aku punya sekarang.

Namun, aku akan selalu mengingat itu. Dari kebun rambutan dengan pohon demi pohon yang masing-masing memiliki arti bagi kami. Dan itu harus ada yang ditebang satu demi satu untuk mendirikan sebuah rumah sederhana. Namun bukan berarti kenangan bersama ibu tercinta harus ikut hilang. Kami akan tetap mengenang itu.Dan tempat tinggal itupun sudah berdiri sekarang.
Sebuah rumah sederhana kami dirikan tentunya dengan keringat dan air mata.  Kami sudah mendapatkan apa yang disebut dengan baiti jannati… kami akan merasa berada di surga ketika sudah sampai di rumah. Rumah yang kami sayangi. Rumah tempat berbagi cerita suka dan duka. Rumah tempat merangkai harapan dan mimpi. Rumah yang akan menjadi tempat kami menghabiskan masa tua kami.

Doapun dirangkai pada saat selamatan menunggu rumah ini. Kamiberharap  rumah ini akan membawa kebajikan bagi kami, dan jika bisa akan membawa kabaikan bagi orang lain juga. Akhirnya ada pemikiran yang tidak ada dalam pikiran kami,  teman-teman di kampung tempat kami tinggal  ini menghendaki agar rumah kami menjadi semacam tempat bertemu teman-teman untuk menimba ilmu agama. Suatu rencana besar dan sangat diluar pikiranku  Akhirnya dnegan kesepapakatan bersama, kami menjadi rumah ini sebagai tempat belajar mengaji. Kelompok Pengajian Al-Kautsar akhirnya berdiri, dan rumah ini adalah saksi hari demi hari, minggu, bulan dan akhirnya sampai ke tahun dimana kelompok sederhana ini belajar mengaji dengan segala kekurangannya. Aku sangat mensyukuri ini.
Kini setiap malam selasa kami akan berkumpul. Mengaji bertadarus. Berharap apa-apa yang dilakukan akan membawa kebajikan bagi diri sendiri, keluarga dan orang lain. Waktu berlalu, tahun ke empat pun dijejaki, semoga pengajian ini akan terus ada, semoga semangat itu akan terus ada, semoga harapan mulia itu akan menjadi kenyataan.

.

Alhamdulillah dalam lingkup kecil rumah kami juga sudah dapat dinikmati dan dapat berarti bagi orang lain. Tentunya dengan segala kekurangannya….

Jumat, 12 Desember 2014

BERSYUKUR

Untuk bercermin bisa dimana-mana. 
Demikian juga cermin kehidupan itu ada dimana-mana. 
Kita semestinya melihat sesuatu sampai jauh ke dalam, Insha Allah akan dapat ditemui pelajaran-pelajaran... dimana tak akan pernah nampak kalau kita hanya melihatnya dari "kulitnya" saja.

Tatkala kekurangan secara materi -bagi sebagian orang- menjadi sebuah permasalahan sehingga mengaburkan makna hidup yang hakiki.
Seorang sahabat telah memberikan pelajaran mulia itu. Ternyata hidup itu dibuatnya dengan sederhana dan sangat bersahaja.
Semangat hidup yang sungguh luar biasa.
Membuat sebuah perjuangan penuh dengan senyum dan sukacita.
Sehingga tak ada praduga dan buruk sangka kepada sang pencipta.

Sahabat terima kasih untuk pelajaran hidup itu.
Tanpa kau sadari aku telah belajar banyak darimu
Pelajaran hidup, yang kuyakin tak mudah kutemui.
Ya Allah, lindungilah sahabatku ini beserta keluarga kecilnya...